Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Propinsi Aceh - Persyarikatan Muhammadiyah

 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Propinsi Aceh
.: Home > Berita > PAPAN TULIS HITAM ITU, “KEMANA?”

Homepage

PAPAN TULIS HITAM ITU, “KEMANA?”

Rabu, 12-06-2013
Dibaca: 2586

Banda Aceh (12/6). Perubahan yang berlaku dalam kehidupan di Aceh secara signifikan mempengaruhi seluruh dimensi kehidupan yang ada. Demikian juga hal ini berlaku dalam tata kerhidupan serta perkembangan di Muhammadiyah Aceh. Jika kita mengenang Muhammadiyah Aceh di era 1970-an sampai dengan 1990-an, maka kenangan yang tidak terlupakan bahwa, begitu kita berada di Jalan KHA Dahlan no. 7 Banda Aceh sebagai Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, yang berarsitektur bangunan berbentuk joglo sederhana dan sangat asri, ini sebagai ciri khas kehidupan anggota ataupun warga Muhammadiyah pada masa itu. Kenangan ini begitu melekat di benak dan sanubari bagi orang Muhammadiyah, keluarga besar dan simpatisan Muhammadiyah, baik yang berada di Banda Aceh. Demikian juga bagi anggota Muhammadiyah ataupun warga di daerah seluruh Aceh, hal ini berkenaan dengan suatu papan hitam yang melekat di sebelah kiri pintu gerbang bangunan itu, yang bertuliskan “Pertemuan Kewajiban Pertama,Oeang Kewajiban Kedua”.

Pada dasarnya ide penulisan kata-kata yang demikian bermakna tersebut adalah dari Almarhum Haji Idham, sebagai tokoh Muhammadiyah Aceh pada saat itu yang berhijrah dari Minangkabau (Padang, Sumatra Barat), beliau adalah pegawai pada Dinas Peternakan Aceh. Dimana dalam mengabadikan tulisan tersebut disampaikan kepada Usman Tabeek (almarhum Drs. Usman TA), pada saat itu adalah kader Muhammadiyah yang dibesarkan pada Panti asuhan Muhammadiyah Punge Blang Cut II, Banda Aceh, dan pernah menjabat sebagai Camat Kota Sigli dan juga Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pidie pada masa hidup beliau. Dalam hal ini demikian mendalamnya nilai filosofis serta makna yang terkandung pada tulisan tersebut, sehingga kehidupan anggota serta keluarga besar Muhammadiyah demikian kental dengan nilai silaturrahim dan selalu saja bertemu pada setiap kesempatan, dan juga melakukan pertemuan rutin maupun pada hari-hari biasa, karena pada kompleks perkantoran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jalan KHA Dahlan No. 7 tersebut juga secara rutin dan setiap hari berlangsung shalat jama’ah lima waktu sehari-semalam pada Masjid Taqwa Muhammadiyah Aceh.

Hal yang sangat menarik nilai filosofi pertemuan itu semakin mempererat silaturrahim diantara anggota dan warga Muhammadiyah, baik yang bertempat tinggal di Banda Aceh maupun yang berasal dari pada seluruh daerah di Aceh. Bertemu dan bersilaturrahim menjadi ciri khas kehidupan anggota dan warga Muhammadiyah, yang kemudiannya menimbulkan rasa kasih sayang, persaudaraan, persahabatan, senasib dan sepenanggungan. Meskipun dari latar belakang dan asal yang berbeda-beda, namun demikian ikatan persaudaraan dan silaturrahim demikian melekat dalam pergaulan serta kehidupan sehari-hari, demikian juga sangat bertoleransi serta menghargai, bahkan mendapatkan segala informasi diantara sesamanya. Sehingga segala sesuatu masalah yang timbul serta kesulitan juga program kerja dapat terlaksana secara baik dan terencana, karena dengan adanya pertemuan maka secara bersama-sama uang yang diperlukan untuk pelaksanaan berbagai kegiatan, program, pembangunan serta pengembangan Muhammadiyah di Aceh dapat terlaksana secara baik, rapi serta terencana. Hal ini seiring dengan kondisi kesederhanaan kehidupan anggota dan warga Muhammadiyah yang kompak, saling bergandeng tangan, berjabat erat serta sangat menghargai diantara sesamanya tanpa mengandalkan perbedaan yang berlaku diantaranya. Bahkan di depan tulisan itu banyak terjadi pengkaderan informal Muhammadiyah dilahirkan oleh para pimpinan Muhammadiyah pada saat itu di atas dua bangku panjang berwarna hijau yang mengapit pintu gerbang masuk, dan juga banyak yang telah mengabdikan dirinya di tengah-tengah kehidupan masyarakat luas dan lain-lain sebagainya.

Selanjutnya sejalan dengan perubahan kehidupan yang berlaku, maka Muhammadiyah juga berusaha untuk menata diri, berpenampilan menarik secara fisik serta material, disebabkan oleh berbagai tuntutan perubahan dan keinginan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Muhammadiyah juga ikut terseret dengan keinginan arus perubahan. Dimana sesungguhnya Muhammadiyah itu sendiri popular sebagai organisasi “tajdid”, atau “reformis” ataupun “perubahan”. Ternyata arus deras tuntutan perubahan kehidupan dunia, masyarakat dan segala dimensi kehidupan sosial-kemasyarakatan, sangat sulit dibendung dengan begitu saja, sehingga diperlukan adanya ikhtiar yang signifikan dengan perubahan yang berlaku. Sepatutnya Muhammadiyah mesti berada di garda depan terhadap perubahan berlaku, ternyata terseok-seok juga menghadapinya serta mengantispasinya. Ada yang menyatakan Muhammadiyah juga terus melakukan perubahan, kita akui ada, namun pada dimensi yang mana? Perubahan kondisi kehidupan masyarakat yang demikian cepat berlangsung yang dipengaruhi oleh perubahan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), ternyata banyak hal yang tidak dapat diikuti dan tangani oleh Muhammadiyah secara serta merta. Seringkali Muhammadiyah kehilangan dan tertinggal “moment” untuk mengantisipasi gejolak perubahan kehidupan masyarakat yang berlaku, terutama berkenaan dengan tantangan perubahan yang menghendaki advokasi serta solusi aqidah yang kadangkala menggangu kehidupan masyarakat luas.   

Dalam hal ini, untuk memperlihatkan jati diri sebagai organisasi modern, ternyata Muhammadiyah Aceh juga tidak ketinggalan untuk melakukan perubahan “performance”, penampilan serta bentuk fisik dan materialnya, mengikuti gaya modern dan kontemporer. Bangunan gedung Muhammadiyah Aceh yang dahulu sederhana serta asri, berubah menjadi gedung bergaya minimalis asri modern, sehingga Muhammadiyah juga dalam penampilannya juga harus terkesan gagah, mewah dan “wah”. Sehingga terjadi perubahan dalam bentuk bangunan gedung, penampilan, gaya dan cara, yang secara nyata berdampak kepada perubahan nilai-nilai Islami. Yang pantas dipertanyakan bahwa, kemana “papan tulis hitam itu?”, dimana secara kasat mata dan mudah dikenali tulisan yang berada di deretan atas papan itu, di bawah tulisan pengumuman, yang dibatasi oleh dua garis putih, yaitu “Pertemuan Kewajiban Pertama, Uang Kewajiban Kedua”. Pada prinsipnya setiap orang membacanya cukup terkesan dan mempunyai nilai filosofis yang demikian mendalam bagi kehidupan anggota, warga serta keluarga besar Muhammadiyah Aceh. Menurut informasi papan hitum itu telah “raib” sebelum berlaku musibah tsunami di Aceh (26 Desember 2004), pada pembongkaran dan perusakan gedung lama berlangsung.

Menurut Maimun Nur Haiyik salah seorang teman akrab almarhum Usman Tabeek, Maimun tidak tahu persis kemana hilangnya papan hitam itu, yang demikian juga sangat terkesan serta termotivasi dalam aktivitas sehari-harinya di Sekretariat Muhammadiyah Aceh bahkan pernah menjadi Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh. Dalam hal ini Imam Syuja’ selaku Takmir Masjid Taqwa Muhammadiyah Aceh dan juga mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, tidak mengetahui persis kemana papan tulis hitam tersebut hilangnya. Imam yang sangat peduli dengan kehidupan serta berbagai perkembangan Muhammadiyah akhir-akhir ini, juga secara total berfikir untuk Muhammadiyah mempunyai kesan tersendiri serta sangat mendalam dengan tulisan yang ada di papan tulis hitam itu.”Pertemuan Kewajiban Pertama, Uang Kewajiban Kedua”, hilang dan mungkin juga sepakat dengan berbagai perihal perubahan yang berlaku di Muhammadiyah Aceh secara keseluruhannya. Atau boleh jadi moto yang tertulis pada papan tulis hitam itu sekarang sudah terbalik total. Semestinya “ruh” Muhammadiyah Aceh akan terpancar dari Gedung Dakwah Muhammadiyah Aceh Jalan KHA Dahlan No. 7, atau telah terjadi pergeseran poros dan juga pusat kegiatan ataupun pemacu “ruh” serta semangat untuk ber-Muhammadiyah di Aceh? Hal ini sejalan dengan “raibnya” papan tulis hitam itu? Wallahu’alam bissawab. (fiqar dan al)  


Tags: pandangan kader Muhammadiyah Aceh
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: PWM Aceh



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website