Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Propinsi Aceh - Persyarikatan Muhammadiyah

 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Propinsi Aceh
.: Home > Sejarah

Homepage

Sekilas Sejarah Muhammadiyah Aceh


A. PENDAHULUAN

            Muhammadiyah merupakan salah satu gerakan Islam Besar di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 Nopember 1912 M oleh almarhum K H Ahmad Dahlan, di Yogyakarta. Sebagai Gerakan Islam yang dinamis, Muhammadiyah terus melakukan ekspansi serta menyebar sampai ke seluruh pelosok Nusantara, Indonesia, sejalan dengan cita-citanya untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

            Dalam posisinya sebagai Gerakan Tajdid (pembaharuan), maka Muhammadiyah dalam aktivitasnya tampil dengan cara-cara yang lebih modern, elegan serta mengambil langkah-langkah yang tepat, terorganisir secara rapi serta profesional dalam tatanan kehidupan masyarakat yang terus berkembang dan berubah sejalan dengan perubahan zaman. Oleh karena itu, Muhammadiyah harus mampu tampil berwibawa, bahkan mampu memberikan informasi yang akurat, tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta kepentingan masyarakat luas.

            Sesuai dengan berbagai perubahan serta terobosan yang telah dilakukan Muhammadiyah, baik secara nasional ataupun kedaerahan (Provinsi), maka dalam kehidupan Muhammadiyah juga dituntut dengan tampilan yang modern, sebagai usaha memenuhi keinginan masyarakat modern di era globalisasi ini. Maka yang paling penting dilakukan Muhammadiyah adalah melakukakan pendataan yang akurat tentang potensi yang dimiliki Muhammadiyah itu sendiri.

            Muhammadiyah Aceh yang memiliki potensi yang besar dan terus berkembang harus hadir dengan kebenaran data yang ada, sehingga dapat tampil prima di tengah kehidupan masyarakat yang membutuhkan serta berusaha untuk ikut serta menjalin kerjasa yang seseuai dengan perkembangan dunia. Hal ini semua dilakukan dalam rangka menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik, sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah yang ingin menciptakan masyarakat utama. Oleh karena itu, Muhammadiyah Aceh juga harus mampu tampil dengan data yang baik untuk kebutuhan kehidupan masyarakat modern yang semakin cerdas menyikapi segala perkembangan yang berlaku di dunia.

            Dengan demikian, ditempuh usaha untuk menampilkan Profil Muhammadiyah Aceh yang disusun berdasarkan pada data empirik, kuantitatif serta kualitatif yang dimiliki, baik data primer maupun skundair dari aspek fisik ataupun non-fisik, anggota, serta berbagai kekayaan amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah Aceh.

B. SELINTAS SEJARAH MUHAMMADIYAH ACEH

            Pada awalnya Muhammadiyah di Aceh diperkenalkan oleh almarhum Djajasoekarta pada tahun 1923, beliau adalah seorang pegawai pemerintah Belanda yang berasal dari Sunda ditugaskan oleh Pemerintah Belanda untuk mengunjungi daerah-daerah, salah satunya adalah ke Aceh. Hal ini dimanfaatkan beliau untuk mengembangkan Muhammadiyah di daerah Aceh. Oleh karena itu, gagasan tentang Muhammadiyah telah muncul sejak tahun 1923. Oleh karena itu, Djajasoekarta disebutkan sebagai penggagas atau pelopor, bahkan “bapak” Muhammadiyah Aceh.

Berdasarkan catatan sejarah kehadiran Muhammadiyah di Aceh pada tahun 1927, yakni setelah 15 tahun berdiri di Yogyakarta, dan juga setelah sekitar empat tahun diperkenalkan di Aceh. Muhammadiyah Aceh didirikan di Kutaradja (Banda Aceh sekarang), pada waktu itu berada di Jalan Merduati (Jalan KH Ahmad Dahlan No. 7, sekarang), yang dimulai dengan pengajian, selanjutnya berkembang dalam bentuk pendidikan sekolah, yaitu Sekolah Dasar Muhammadiyah (SDM) di Lorong Melati, Merduati, kemudian Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah (SMPM) dan Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah (SMAM/SMUM) di Jalan Merduati. Terakhir SMU Muhammadiyah pidah ke Kampung Setuy dan SMP Muhammadiyah pindah ke Jalan Prof. A. Majid Ibrahim sekarang. Selanjutnya kegiatan Muhammadiyah terus berkembang di sekitar Kampung (Desa) Merduati, ke daerah Jalan Taman Siswa, ke Punge Blang Cut II, dan kampung (Desa) Setuy, Sukaramai, Keudah dan Kota Baru (Lampriek) Banda Aceh. Kemudian Muhammadiyah terus berkembang ke sekitar kota Banda Aceh. Sementara itu, di luar kota Banda Aceh Muhammadiyah berdiri di Seulimum, Sibreh, Samahani, Saree, Lhoknga dan Lhong, yaitu di sekitar Aceh Besar dan Sabang sebagai kota pelabuhan yang sudah cukup dikenal serta banyak disinggahi kapal-kapal penumpang yang mengisi bahan bakar dan bekalan air untuk keperluan berlayar. Konsul Muhammadiyah pertama di Kutaradja (Banda Aceh) adalah Teuku Hasan Geulumpang Payong, merupakan tokoh yang sangat berjasa mengembangkan Muhammadiyah ke daerah-daerah seluruh Aceh lainnya. Berbagai amal usaha dalam bentuk sekolah dan yang lainnya terus berkembang di seluruh Aceh, demikian juga era abad ke 20 diikuti dengan perkembangan pendidikan melalui perguruan tinggi Muhammadiyah Aceh.

Kemudian sesudah berdirinya Muhammadiyah di Kutaradja (Banda Aceh) terus menyebar di daerah-daerah lainnya. Dalam penyebarannya juga tidak sama, sesuai dengan kondisi serta sejalan dengan penerimaan serta perkembangan masyarakatnya, ada daerah yang dapat didirikan organisasi Muhammadiyah sesudah zaman penjajahan Jepang. Demikian pula, perkembangan Muhammadiyah di sepanjang pesisir Timur Aceh ikut berperan pula seorang ulama muda, yang mendakwahkan menyampaikan ajaran-ajaran Muhammadiyah bernama A R Sutan Mansur, beliau juga berprofesi sebagai seorang montir. A R Sutan Mansur tinggal beberapa tahun di Lhokseumawe (Aceh Utara), dan juga beliau turut meresmikan berdirinya Muhammadiyah di Sigli (Pidie) pada 1 Juli 1927, tetapi sebelumnya beliau juga mendirikan Muhammadiyah di Lhokseumawe (Aceh Utara). Selanjutnya beliau mengembangkan Muhammadiyah di Takengon (Tanah Gayo/Aceh Tengah) tahun 1928.

Tahap berikutnya Muhammadiyah berdiri di Kuala Simpang, Aceh Timur (Sekarang Aceh Tamiang) pada 4 Oktober 1928 yang diresmikan oleh M Yunus Anis Wakil Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kemudian berkembang ke Langsa (Aceh Timur). Untuk Kuala Simpang lebih dahulu lahir Aisyiyah yaitu 28 September 1928, sementara untuk daerah lainnya Aisyiyah lahir setelah didirikan Muhammadiyah. Kemudian Muhammadiyah di Aceh Tenggara berdiri pada tahun 1937, meskipun sebelumnya beberapa pemuda telah menyebarkan ajaran Muhammadiyah di Aceh Tenggara sejak 1930-an, setelah mereka kembali dari menuntut ilmu di Tawalib School, di Minangkabau (Sumatra Barat).

Demikian pula perkembangan Muhammadiyah di pesisir Barat dan Selatan Aceh, meskipun sejak Muhammadiyah didirikan di Kutaradja gagasan Muhammadiyah sudah mulai masuk menyebar di daerah-daerah tersebut, tetapi 15 tahun kemudian baru dapat berdiri Muhammadiyah di Tapak Tuan (Aceh Selatan) pada tahun 1933, sementara itu pada tahun yang sama Muhammadiyah telah hadir di Labuhan Haji (Aceh Selatan) yang dikembangkan oleh alumni Tawalib School Minangkabau. Kemudian di Meulaboh (Aceh Barat) pada 31 Mei 1942 didirikan oleh Said Aboebakar yang berasal dari Kampung Aceh di Penang, Malaysia. Meskipun ajaran Muhammadiyah juga sudah dikenal sejak Muhammadiyah didirikan di Kutaradja pada tahun 1927.

Oleh karena itu, perkembangan Muhammadiyah sebelumnya ada yang cepat serta ada pula yang lamban sampai dengan tahun 1942, bertepatan dengan masuknya Jepang ke Aceh. Selanjutnya Muhammadiyah demikian aktif terutama dalam memberikan pengajian-pengajian khususnya untuk anggota Muhammadiyah. Kemudian setelah penjajahan Jepang Muhammadiyah mendapatkan peluang yang baik untuk melaksanakan aktivitas organisasinya, sehingga Muhammadiyah berkembang dengan pesat.

Demikian pula, pada awal perkembangan Muhammadiyah di Aceh ada kantong-kantong potensial ajaran Muhammadiyah hidup secara baik serta mantap yang disebut sebagai “daerah modal”. Di Banda Aceh yaitu, Merduati, Sukaramai, Keudah dan Bandar Baru atau Lampriet, Lhong Blang-me (Aceh Besar), Meureudu (Pidie), Bireuen (Aceh Utara atau Aceh Bireuen sekarang), Tritit (Aceh Tengah), Kuala Simpang (Aceh Timur atau Aceh Tamiang sekarang), Jeuram (Aceh Barat), Blang Pidie (Aceh Selatan atau Aceh Barat Daya sekarang) dan Kota Kutacane (Aceh Tenggara). Kemudian setelah itu Muhammadiyah terus berkembang secara menyeluruh dengan berbagai aktivitas serta amal usahanya.  

C. MUHAMMADIYAH DAN ORTOM DI ACEH

            Muhammadiyah Aceh secara organisatoris mempunyai organisasi otonom (Ortom) pada tingkat Pimpinan Wilayah, mengikut ketentuan organisasi pada tingkat Pimpinan Pusat di Yogyakarta dan Jakarta, dalam hal ini aktivitasnya sesuai dengan perkembangan yang berlaku pada tingkat Pusat juga sebagaimana keberadaannya di seluruh Indonesia, yaitu:

1.      Aisyiyah.

2.      Pemuda Muhammadiyah.

3.      Nasyi’atul Aisyiyah (NA).

4.      Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

5.      Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM).

6.      Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Seluruh Aktivitas organisasi yang dilakukan oleh Ortom Muhammadiyah sesuai dengan Program Kerja serta sejalan dengan hasil Muktamar (Musyawarah) yang berlaku pada tingkat nasional, namun demikian seluruh aktivitasnya juga selaras dengan garis ketentuan ataupun khittah organisasi induknya, yaitu Muhammadiyah.

Oleh karena itu, sebagaimana Muhammadiyah sebagai induk mempunyai struktur organisasi pada tingkat propinsi disebut Pimpinan Wilayah, selanjutnya Pimpinan Daerah di tingkat Kabupaten/Kota, kemudian Pimpinan Cabang di tingkat Kecamatan dan Pimpinan Ranting di Desa/Kampung. Struktur kepemimpinan pada tingkat Ortom juga demikian, kecuali struktur organisasi untuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yaitu, tungkat propinsi Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Dewan Pimpinan Cabang di tingkat Kabupaten/Kota dan Komisariat pada Perguruan Tinggi.      

Dalam perjalanan organisasi otonom Muhammadiyah di Aceh juga penuh dengan dinamika, hal ini sejalan dengan perkembangan zaman serta mengikuti peredaran kepemimpinan yang berlangsung di Muhammadiyah itu sendiri. Pada organisasi otonom Muhammadiyah (Ortom)Aceh pula, para Pimpinan Muhammadiyah menaruh harapan besar bagi kelangsungan pergerakan Muhammadiyah pada masa yang akan datang. Hal yang tidak dapat dipungkiri, tantangan masa depan pergerakan Muhammadiyah Aceh yang terus berkembang dengan berbagai aktivitas, amal usaha serta pelbagai tantangan masa depan dipercayakan kepada seluruh Ortom Muhammadiyah. Sehingga kehidupan Muhammadiyah yang penuh dengan tantangan serta dinamika kehidupan yang realitis harus siap dihadapi serta disikapi oleh pengurus Muhammadiyah Aceh pada masa depan.

Harapan yang realistis adalah masa depan Muhammadiyah Aceh yang berhadapan dengan globalisasi dunia telah dipersiapkan menjadi tanggung jawab generasi mendatang, yakni dengan mempersiapkan kader pimpinan yang bermoral Akhlaqul karimah, berkualitas serta bertanggung jawab, baik secara jasmani maupun rohani untuk mengemban amanah Ummat serta amanah Allah yang demikian dirasakan semakin berat, sehingga kepemimpinan yang Akhlaqul karimah merupakan cita-cita Pimpinan Muhammadiyah Aceh untuk kepemimpinan masa depan, disamping terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia Muhammadiyah yang profesional.

Dengan demikian kader Pimpinan Muhammadiyah masa depan harus siap secara mental, fisik, intelektualitas serta kematangan organisatoris menerima tongkat estafet kepemimpinan Muhammadiyah Aceh, selaras dengan perkembangan zaman, perkembangan kebangsaan, perkembangan organisatoris. Paling prinsipil adalah kesiapan secara moral sebagai Pemimpin organisasi Islam Amar Makruf Nahi Mungkar, yang bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan dan kemasyarakatan atau sosial.

D. PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH ACEH

            Sejalan dengan perkembangan serta konsolidasi organisasi Muhammadiyah Aceh, dalam pelaksanaan organisatoris di seluruh Daerah Provinsi Aceh sebagai perpanjangan tangan Pimpinan Muhammadiyah tingkat Pusat di Yogykarta dan Jakarta, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh yang berkedudukan di Jalan K H A Dahlan No. 7,  telepon/fax (0651) 24840, Banda Aceh. Pimpinan Wilayah Muahmmadiyah Aceh sebagai koordinator organisasi tingkat provinsi, selanjutnya Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang mengkoordinir berbagai aktivitas yang berada di Daerah, Cabang serta Ranting. Oleh karena itu, kedudukan Pimpinan Muhammadiyah sejalan dengan bentuk struktur kepemimpinan Pemerintahan yang berlaku, hal ini sebagai salah satu usaha mengikuti perkembangan yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat, sehingga mempermudah melakukan konsolidasi organisasi pada tingkat yang lebih rendah.

            Pada Pimpinan Pusat, kepemimpinan dipilih berdasarkan hasil Muktamar, pada tingkat Provinsi Pimpinan dipilih berdasarkan hasil Musyawarah Wilayah (Musywil), pada tingkat Pimpinan Daerah yaitu Musywarah Daerah (Musyda), untuk tingkat Pimpinan Cabang dipilih berdasarkan hasil Musyawarah Cabang (Musycab), dan pada tingkat Pimpinan Ranting berdasarkan Musyawarah Ranting. Hal ini semua dilakukan lima tahun sekali sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah. Oleh karena itu, untuk melihat kondisi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh tidak terlepas dari pada keberadaan serta berbagai aktivitas Muhammadiyah dari berbagai tingkatan, dimulai dari Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang serta Pimpinan Ranting. Disamping itu, keberadaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh sangat didukung oleh berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Pimpinan Majlis serta Bidang yang ada dalam struktur kepemimpinan Muhammadiyah tingkat Wilayah yang dikoordinasi langsung oleh Pimpinan Wilayah, dan juga seluruh amal usaha dibawah koordinasi serta tanggung jawab Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh yang terus berkembang signifikan dengan perkembangan zaman, dan sangat penting didukung oleh fasilitas perangkat keras serta perangkat lunak yang refreshentatif untuk aktivitas organisasi sosial keagamaan, hal ini juga sangat menyita perhatian tersendiri dan serius untuk terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern.

            Dalam hal ini Muhammadiyah Aceh terus melakukan aktivitasnya dalam kehidupan masyarakat, ini dilakukan berkonsentrasi pada gerakan dakwah, pendidikan serta yang berhubungan langsung dengan kepentingan sosial kemasyarakatan. Disamping itu, secara fisik serta kualitas kepemimpinan juga terus ditingkatkan, sejalan dengan cita-cita agar Muhammadiyah Aceh juga mampu menjawab berbagai persoalan masyarakat yang demikian kompleks.            

            Dalam aktivitasnya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh mempunyai aktivitas yang demikian banyak serta komprehensif, sehingga harus dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam kehidupan Muhammadiyah itu sendiri, serta berbagai persoalan masyarakat dan perkembangan yang berlaku. Oleh karena itu, maka struktur kepengurusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh masa jabatan 2010 – 2015, disamping adanya Pimpinan Harian dibantu oleh Majelis dan Lembaga sebagai berikut:

a.       Majlis Tarjih dan Tajdid

b.      Majlis Tabligh, Pustaka dan Informasi

c.       Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).

d.      Majlis Pendidikan Kader, Seni Budaya dan Olah Raga

e.       Majelis Pembina Kesehatan Umum.

f.       Majelis Pelayanan Sosial

g.      Majlis Ekonomi, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup

h.      Majlis Wakaf dan Kehartabendaan.

i.        Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia

j.        Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan (LPPK).

k.      Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah
l. Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR)

Oleh karena itu juga, dalam aktivitas sehari-hari yang demikian banyak serta luas  

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dibantu oleh para sekretaris eksekutif yang mengurus dan mengelola kelancaran administrasi organisasi.   

E. PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH SE ACEH

            Secara organisatoris pada tingkat Kabupaten/Kota Pimpinan Muhammadiyah mempunyai struktur organisasi, dalam hal ini Pimpinan Daerah Muhammadiyah pada seluruh daerah tingkat II berkedudukan pada ibukota Kabupaten/Kota sebagai berikut:

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Banda Aceh, Sekretariat Jalan Punge Blang Cut II Lr. Penyantun No. 5 Kompleks Panti Asuhan Muhammadiyah Banda Aceh, telepon (0651) 43040, Banda Aceh. Pimpinan Daerah kota Banda Aceh terdiri dari 4 Pimpinan Cabang yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Syiah Kuala, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kuta Alam, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Baiturrahman dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Meuraxa.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Besar, Sekretariat Jalan Banda Aceh-Medan Km 25 (Toko Ragam Tani) Indrapuri dan Km 9 (Simpang Bundaran) Lambaro No. 7, Aceh Besar. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh besar terdiri dari 6 Pimpinan Cabang yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Peukan Bada, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Suka Makmur, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Indrapuri, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Darul Imarah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Montasik dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lhoong. 

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Timur, Sekretariat Jalan W R Supratman No. 7, telepon (0641) 20027,  Langsa. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Timur terdiri dari 3 Pimpinan Cabang Muhammadiyah yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Langsa Timur, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Langsa Barat dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kuala Simpang.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tenggara, Sekretariat Jalan Ahmad Yani No. 13, telepon (0629) 21093,  Kutacane. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tenggara terdiri dari 3 Pimpinan Cabang yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kutacane, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lawe Sigala-gala dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gayo Luwes Blangkejeren.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Selatan, Sekretariat Jalan Merdeka No. 7 telepon (0656) 21114 (Miswar Basri) Tapak Tuan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Selatan terdiri dari 11 Pimpinan Cabang yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Panton Pauh, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kampung Pisang Labuhan Haji, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Labuhan Haji Barat, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Labuhan Haji Timur, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Buloh, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ie Dingeen, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sawang Alur Paku, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Samadua, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Klut Utara, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Klut Selatan dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bakongan.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Barat Daya, Sekretariat Masjid At-Taqwa, telepon (0629) 91305, Blang Pidie. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Blang Pidie terdiri dari 9 Pimpinan Cabang Muhammadiyah yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kuala Batee Barat, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kuala Batee Timur, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bahagia Kuala Batee, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Blang Pidie, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Alur Sungai Pinang, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Susoh, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Manggeng, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Suak Beurambang dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tangan-tangan.  

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Singkil, Sekretariat Jalan Syekh Abdurrauf No. 1,   Singkil. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Singkil terdiri dari 4 Pimpinan Cabang yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Singkil, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pulau Banyak, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Simpang Kiri dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Simpang Kanan.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tengah, Sekretariat Jalan Baleatu/SMU Muhammadiyah 5 Mampang Kebayakan, telepon (0643) 21445, Takengon. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tengah terdiri dari 5 Pimpinan cabang yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Takengon, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pegasing, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Silih Nara, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebayakan dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bebesen.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bener Meriah, Sekretariat d.a H Binakir Kecamatan Bandar-Pondok Baru, telepon (0643) 22483, Bener Meriah. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bener Meriah terdiri dari 3 Pimpinan Cabang Muhammadiyah yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bukit dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Teritit. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bener Meriah merupakan pemekaran dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tengah. 

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Utara, Sekretariat Jalan T Umar No. 1, telepon (0645) 44773-43402, fax (0645) 42580, Lhokseumawe. Pimpinan Daerah Aceh Utara terdiri dari 14 Pimpinan Cabang Muhammadiyah yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Lhokseumawe (Banda Sakti), Pimpinan Cabang Lhoksukon dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Panton Labu, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Muara Batu, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kutamakmur Keude Krueng, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Baktiya, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gandapura, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Matangkuli, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Dewantara, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Krueng Geukeuh, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Krueng Mane, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Peusangan, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Matang Glumpang Dua dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Blang Jruen.

Pimpinan Muhammadiyah Bireuen, Sekretariat Jalan Banda Aceh-Medan No. 17, telepon (0644) 21568, dan Toko Kain Bina Baru Jalan Andalas Bireuen. Pimpinan Daerah Aceh Bireuen terdiri dari 4 Pimpinan Cabang Muhammadiyah yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Bireuen dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jeumpa, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jeunib dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Samalanga (laporan lainnya belum diperoleh).     

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Barat, Sekretariat Jalan Teungku Dirundeng No. 67, telepon (0655) 21693-91324-91305,.Meulaboh. Pimpinan Daerah Aceh Barat terdiri dari 15 Pimpinan Cabang yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Meulaboh, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jeuram, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Alue Bilie, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Feureumeun, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Suak Timah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Alue Raya, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Teunom, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Keude Linteung, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Woyla, Pimpinan cabang Muhammadiyah kampong Baru, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Panga, Pimpinan cabang Muhammadiyah Krueng Sabee Calang, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Alue Peunyareng, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kuala dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lageun. 

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Simeulue, Sekretariat Jalan Teungku Diujung No. 13, telepon (0650) 21099-21093, Sinabang. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Simeulu terdiri dari 5 Pimpinan Cabang Muhammadiyah yaitu: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sinabang, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kampung Aie, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sibigo, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Nasreuhe dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Labuhan Bajau.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pidie, Sekretariat Jalan Iskandar Muda  No. 19 Blok Sawah, Sigli. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pidie terdiri dari 8 Pimpinan Cabang yaitu:, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Sigli, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Meureudu, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tangse, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kembang Tanjong, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Trienggadeng, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Beureneun, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Bakti dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Titeu Keumala.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Sabang, Sekretariat Jalan KHA Dahlan No. 1, telepon (0652) 22091, Sabang. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sabang terdiri dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah  Sukakarya.

Oleh karena itu ada beberapa Pimpinan Daerah Muhammadiyah baru sesuai dengan pemekaran daerah pemerintahan Aceh yang berlaku yaitu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tamiang, sekretariat Jalan Ade Irma Suryani No. 9 Kuala Simpang, Aceh Tamiang, merupakan pemekaran dari Aceh Timur. Selanjutnya, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gayo Luwes, sekretariat Jalan Besar Blangkejeren Masjid Taqwa Lt. II Blangkejeren Gayo Luwes, merupakan pemekaran Aceh Tenggara.Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Langsa, pemekaran dari Aceh Timur, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pidie Jaya, pemekaran dari Kabupaten Pidie, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Lhokseumawe, pemekaran dari Aceh Utara, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Nagan Raya, pemekaran dari Aceh Barat, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Jaya, pemekaran dari Aceh Barat, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Subulussalam, pemekaran dari Aceh Singkil.    

F.  AMAL USAHA MUHAMMADIYAH ACEH

            Dalam berbagai aktivitas yang mendukung keberlangsungan eksistensi Muhammadiyah di Aceh, semua ini sangat berhubungan erat dengan berbagai program yang dilakukan, diharapkan bermanfaat bagi kemaslahatan ummat serta kemasyarakatan. Hal ini didukung oleh berbagai amal usaha Muhammadiyah serta pelbagai aktivitas yang mendukung program kegiatan Muhammadiyah secara nyata. Hal yang paling dominan adalah amal usaha dalam bidang pendidikan, panti asuhan serta pelayana kesehatan, namun demikian aktivitas keagamaan melalui pengajian tersebar ke seluruh daerah ataupun cabang melalui Mushalla milik Muhammadiyah ataupun masjid serta Mushalla milik masyarakat umumnya. Hal ini dapat dilihat secara statistik baik jumlah maupun bentuk serta jenis amal usaha Muhammadiyah Aceh.

            Penyelenggaraan pendidikan ini dilakukan mulai tingkat yang paling rendah serta mendasar, keagamaan serta pendidikan tinggi. Perhatian dibidang pendidikan diusahakan sebagai pondasi pergerakan Muhammadiyah serta partisipasi aktif Muhammadiyah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya diikuti dengan penyediaan sarana ibadah, panti asuhan, pelayanan kesehatan serta harta milik berupa tanah Muhammadiyah sebagai sarana penunjang yang juga sangat penting terhadap keberadaan serta kekayaan Muhammadiyah yang tidak ternilai.

Tabel 1: Pendidikan Umum

No.   Tingkat Pendidikan                   Jumlah        Jumlah Siswa            Jumlah

                                                              Sekolah       dan Mahasiswa      Guru/Dosen

 1.   TK ABA Muhammadiyah                 45                  2.335                     143

 2.    SD Muhammadiyah                          15                  2.621                       86

 3.    SLTP Muhammadiyah                     14                  1.653                     149

 4.    SMU Muhammadiyah                        5                    994                      112

 5.    Universitas Muhammadiyah               1                 4.321                      362

 6.    STIkes Muhammadiyah  L.seumawe  1                 1.381                      114

 7.    STKIP Muhammadiyah  Abdya         1                 1.204                        58                       

 8.    STKIP Muhammadiyah Takengon     1

 9.    STIHMAT Muhammadiyah               1       

         J u m l a h                                       84                 8.498                   1.024

 

Tabel 2: Pendidikan Agama

No.   Tingkat Pendidikan                  Jumlah          Jumlah                  Jumlah

                                                             Sekolah            Siswa                    Guru

 1.    MI Muhammadiyah                            4                   551                        26

 2.    MTs Muhammadiyah                          7                   689                        80

 3.    MA Muhammadiyah                           2                   186                        15

 4.    Diniyah Muhammadiyah                   28                1.919                      121

 5.    TPA Muhammadiyah                          3                   215                         21

 6.    Dayah Muhammadiyah                       1                   130                         14

 7.    STIT Muhammadiyah Abdya             1                    731                        60

         J u m l a h                                       46                 4.421                      337

 

 

Tabel 3: Pendidikan Kejuruan/Keahlian

No.    Tingkat Pendidikan            Jumlah            Jumlah Siswa          Jumlah

                                                        Sekolah           dan Mahasiswa     Guru/Dosen

 1.   SMK/STM Muhammadiyah          1                        319                      35

 2.   SPP Muhammadiyah                     2                         199                     28

 3.   SPK Muhammadiyah                     1                        186                      15

 4.   AKPER Muhammadiyah               1                        150                      43

 5.   AKFIS Muhammadiyah                 1                          50                      12

 6.   APMA Muhammadiyah                 1                       124                       28

 7.   AKBID Muhammadiyah                1                       609                       47

        J u m l a h                                     8                    1.637                     208

 

Tabel 4: Sarana Ibadah

No.   PD Muhammadiyah                Jumlah Masjid          Jumlah Mushalla    

 1.   Kota Banda Aceh                                  1                                  4

 2.   Kabupaten Aceh Besar  *                      -                                   -

 3.   Kabupaten Pidie                                    -                                   1

 4.   Kabupaten Aceh Utara                          2                                  5

 5.   Kabupaten Bireuen                                1                                   -

 6.   Kabupaten Aceh Tengah                       1                                  1

 7.   Kabupaten Bener Meriah  *                   -                                  -

 8.   Kabupaten Aceh Timur                       11                                  9

 9.   Kabupaten Aceh Tenggara                    2                                  -

10.  Kabupaten Aceh Singkil                        1                                  2

11.  Kabupaten Aceh Selatan                     34                                 60

12.  Kabupaten Aceh Barat Daya                 1                                  3

13.  Kabupaten Aceh Barat                          -                                   1

14.  Kota Sabang                                          -                                   1

15.  Kabupaten Seumeulu                            -                                    1

        J u m l a h                                         54                                 88

·          Belum ada laporan

 

 

 

 

 

 

Tabel 5: Panti Asuhan Muhammadiyah

No.     PD Muhammadiyah             Jumlah                 Jumlah          Jumlah              

                                                        Panti Asuhan       Anak Asuh      Pamong

1.    Kota Banda Aceh                             1                        82                   2

2.    Kabupaten Aceh Besar                     -                         -                     -

3.    Kabupaten Pidie                               -                         -                     -

4.    Kabupaten Aceh Utara                     3                      155                 13

5.    Kabupaten Bireuen                           -                         -                     -

6.    Kabupaten Aceh Tengah                  -                         -                     -

7.    Kabupaten Bener Meriah                 -                          -                     -

8.    Kabupaten Aceh Timur                    -                         -                    -

9.   Kabupaten Aceh Tenggara               -                          -                      -

10.  Kabupaten Aceh Selatan                   1                        12                     1

11.  Kabupaten Aceh Barat Daya  *        -                          -                      -

12.  Kabupaten Aceh Barat                     1                        63                     3

13.  Kota Sabang                                     1                        25                     2

14.  Kabupaten Aceh Singkil                  -                          -                      -

15.  Kabupaten Seumeulu                       1                        18                     1

        J u m l a h                                      8                      355                   22

·          Belum ada laporan

 

Tabel 6: Rumah Bersalin/BKIA

No.  PD Muhammadiyah                   Rumah Sakit          Rumah Bersalin

 1.    Kota Banda Aceh                                    -                              1

 2.    Kabupaten Aceh Besar                           -                               -

 3.    Kabupaten Pidie                                      1                              -

 4.    Kabupaten Aceh Utara                            -                              1

 5.    Kabupaten Bireuen                                  -                              -

 6.    Kabupaten Aceh Tengah                         -                              1

 7.    Kabupaten Bener Meriah                        -                               -  

 8.    Kabupaten Aceh Timur                           -                              1

 9.    Kabupaten Aceh Tenggara                      -                              -

10.   Kabupaten Aceh Selatan                          -                             -

11.   Kabupaten Aceh Barat Daya                   1                              -

12.   Kabupaten Aceh Barat                            -                              -

13.   Kota Sabang                                             -                             -

14.   Kabupaten Aceh Singkil                          -                             -

15.   Kabupaten Seumeulu                               -                             -

         J u m l a h                                             2                            4

 

 

Tabel 7: Tanah Waqaf Muhammadiyah Aceh

No. PD Muhammadiyah       Jumlah      Luas        Hak     Hak    Hak   Surat-  Dalam

                                                 Tanah        (m2)       Milik   Pakai  Milik   surat   Penye-

                                                 (persil)                                              Adat               lesaian

 1.   Kota Banda Aceh                  17           69.745       40          -          -          8          -

 2.   Kabupaten Aceh Besar            3            1.508         3          -          -          2           -

 3.   Kabupaten Pidie                      1               892          1          -          -          1          -

 4.   Kabupaten Aceh Utara          23          81.940        20          -          -          3          4

 5.   Kabupaten Bireuen  *              -                -              -           -          -          -          -

 6.   Kabupaten Aceh Timur         12          18.204        26          -          -          -          -

 7.   Kabupaten Aceh Tenggara      7             6.583         6          -          -           -          -

 8.   Kabupaten Aceh Selatan      159        181.044,31  148         2         4       100       25

 9.   Kabupaten Aceh Barat Daya * -              -                -          -          -           -          -

10.  Kabupaten Aceh Tengah        35       920.080,95    35         -          -         25        10

11.  Kabupaten Bener Meriah *       -              -                -          -          -           -          -

12.  Kabupaten Aceh Barat             7        96.675            6          -         -            -          -

13.  Kota Sabang                              1         1.752,26       1          -         -            1          -

14.  Kabupaten Singkil  *                 -             -                 -          -         -            -          -

15.  Kabupaten Seumeulu  *             -             -                 -          -         -            -         -

        J u m l a h                           265    1.113.622,10   286        2        4         140       39

 * Belum ada laporan

 

G. KERJASAMA

            Dalam berbagai aktivitas yang dilakukan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh terhadap kehidupan masyarakat, juga tidak terlepas dari usaha mensinergikan aktivitas dengan berbagai fihak, baik pemerintah, organisasi keagamaan lainnya serta dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Ini juga dilakukan dengan tidak membatasi wilayah kerjasama yang dilakukan Pimpinan Muhammadiyah, maka kerjasama ini juga dilaksanakan dengan organisasi ataupun pihak dalam negeri serta luar negeri.

            Banyak sekali manfaat yang diperoleh oleh masyarakat dengan adanya kerjasama Muhammadiyah dengan lintas sektoral serta lembaga/organisasi di luar organisasi Muhammadiyah. Hal ini dilakukan sesuai dengan keinginan, aspirasi serta kepentingan masyarakat luas dalam rangka peningkatan berbagai kepentingan yang melingkupi perkembangan kehidupan masyarakat. Hal ini terbukti dengan berbagai kerjasama yang telah dilakukan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh (Ortomnya) terhadap kehidupan masyarakat Aceh (terlampir)

            Oleh karena itu, berbagai jaringan serta jalinan kerjasama akan terus dibina serta dikembangkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh ke depan, dalam rangka penigkatan peran serta program kerja Muihammadiyah yang berhubungan langsung terhadap kehidupan masyarakat, ini dilakukan dalam usaha menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir maupun bathin, sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah yaitu, menjadikan masyakat utama. Sehingga kehadiran Muhammadiyah serta berbagai komponen masyarakat lainnya sangat berarti bagi kehidupan masyarakat Aceh sesungguhnya.  

 

H. PERMASALAHAN

            Dengan semakin beragam serta banyaknya aktivitas yang dilakukan Muhammadiyah Aceh dalam kehidupan bermasyarakat, maka semakin banyak pula tantangan yang harus diatasi serta diselesaikan, hal ini membuat kedudukan Muhammadiyah dalam pandangan masyarakat semakin besar sejalan dengan dinamika perkembangan yang berlaku. Hal ini tidak terlepas dengan berbagai aktivitas serta peran yang terus dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan serta ikut berperan aktif dalam pembangunan masyarakat. Sehingga peran aktif seluruh personil yanmg terlibat dalam mengurus organisasi Muhammadiyah di Aceh menjadi semakin rumit serta dituntut keseriusan dan kerja keras. Maka, tuntutan kerja organisasi yang profesional harus ditunjang oleh kemampuan organisatoris dan kepemimpinan yang teguh serta Akhlaqul karimah Pimpinan organisasi dalam mengurus serta memenej organisasi yang besar ini.

            Dalam konstalasi permasalahan di Aceh, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh terus berperan aktif untuk ikut serta baik secara organisatoris maupun perseorangan dalam rangka menciptakan negeri yang makmur dan sejahtera sebagai cita-cita bersama menuju Masyarakat Utama sebagaimana cita-cita pendiri Muhammadiyah. Hal ini tidak mengurangi makna berbagai komponen masyarakat lainnya yang juga berusaha mengangkat harkat dan martabat penduduk Aceh yang berjumlah sekitar 4,3 juta jiwa.

            Dalam aktivitasnya Muhammadiyah Aceh juga terus menggalang kerja sama yang baik dengan berbagai pihak, baik dengan pemerintah, lembaga-lembaga resmi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lain sebagainya.

 

I. PENUTUP

            Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, sebagai bahagian integral kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara tetap menjaga eksistensi dalam kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Oleh karena itu, berbagai persoalan kemasyarakatan juga menjadi tanggung jawab bersama, disamping itu secara organisatoris mempunyai konsekwensi logis serta moral turut menciptakan kesejahteraan, kemakmuran, kedamaian serta terus berusaha menciptakan kecerdasan bangsa.

            Berdasarkan catatan sejarah yang dilakukan Muhammadiyah Aceh, usaha yang terus berkesinambungan untuk ikut membangun masyarakat Aceh tidak terlepas dari berbagai penilaian dan respons masyarakat terhadap eksistensi Muhammadiyah, dalam rangka meningkatkan harkat serta martabat masyarakat Aceh yang setara dengan mnasyarakat dunia lainnya. Ini dilakukan dengan berbagai upaya serta kemampuan yang ada, sejalan dengan berbagai program kerja serta prasarana yang mendukung aktivitas Muhammadiyah Aceh.

            Usaha menampilkan Profil Muhammadiyah Aceh ini masih banyak kekurangan banyak kekurangan, dikarenakan berbagai keterbatasan yang masih dimiliki, baik keterbatasan dana, daya serta data, bahkan berbagai data pendukung lainnya masih belum dapat diperoleh sepenuhnya, seperti data anggota Muhammadiyah Aceh, potensi wiraswasta Muhammadiyah dan lain-lain. Hal ini menjadi catatan penting untuk perbaikan serta penampilan Profil Muhammadiyah Aceh pada masa yang akan datang, serta disesuaikan dengan perkembangan masyarakat serta Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terus melakukan pemekaran daerah tingkat II, hal ini signifikan dengan perkembangan yang berlaku pada Pimpinan Wilayah, Daerah serta Cabang Muhammadiyah. Hal yang paling mendasar adalah mengikuti perkembangan zaman yang berlaku, baik dalam Provinsi Aceh, Nasional maupun Dunia Internasional.

            Semoga  Profil Muhammadiyah Aceh yang masih sangat terbatas serta serba kekurangan ini, dapat berguna serta bermanfaat sebagai informasi awal tentang eksistensi, peran, data serta pengetahuan dasar terhadap Muhammadiyah Aceh. Disamping itu untuk kemudian hari akan dilakukan perbaikan serta penyempurnaan yang lebih baik dari berbagai masukan, kritik serta saran yang disampaikan untuk membangun Muhammadiyah Aceh, masyarakat serta ummat.        

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website