Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Propinsi Aceh - Persyarikatan Muhammadiyah

 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Propinsi Aceh
.: Home > Berita > MUHAMMADIYAH BUKAN PERKUMPULAN ARISAN

Homepage

MUHAMMADIYAH BUKAN PERKUMPULAN ARISAN

Senin, 04-03-2013
Dibaca: 1909

Banda Aceh (4/3) Pada acara silaturrahim Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh dengan segenap unsur Pimpinan Daerah, Cabang dan Ranting Muhammadiyah Kabupaten Bireuen, juga Pimpinan Daerah 'Aisyiyah serta ortom lainnya dengan Ketua PWM Aceh Prof. Dr. H. Al Yasa’ Abubakar, MA baru-baru ini (15/2) bertempat di Masjid Taqwa Bireuen, dan berlangsung dalam suasana kekeluargaan, keakraban serta harmonis.

            Dimana pertemuan berlangsung sekitar 1 (satu) jam lebih hingga shalat Ashar, kemudian dilanjutkan sebentar lagi setelah shalat Ashar berlangsung, karena banyak hal yang harus didengar, difahami, ditanggapi dan diselesaikan berkaitan dengan berbagai persoalan yang berlaku di Bireun. Dalam hal ini disampaikan bahwa, dalam aktivitas ber-Muhammadiyah sebenarnya ada acuan dan aturan organisasi yang harus diketahui dan diikuti oleh orang-orang Muhammadiyah yang aktif di dalamnya. Oleh karena itu, sebenarnya Muhammadiyah bukanlah kumpulan “arisan”, dimana setiap aktivitas yang berlaku ada mekanisme yang mengaturnya. Dalam hal ini, keinginan anggota dan keputusan pimpinan organisasi sesuai dengan ketentuan organisasi.

            Kepemimpinan di Muhammadiyah ini dilaksanakan secara bersama (kolegial) bukan sendiri-sendiri, ataupun individu dan perseorangan. Yang mana dalam pengesahan pimpinan dilakukan berjenjang ke atas dimulai dari Pimpinan Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah hingga kepada Pimpinan Pusat. Demikian juga struktur organisasi sesuai dengan penetapan dan diatur oleh anggota pimpinan, kemudian anggota pimpinan melakukan pembangian tugas sesuai dengan keahliannya, dan juga dapat diganti di pertengahan masa tugas sedang berjalan.

            Selanjutnya kepemimpinan bersama, hal ini harus diikuti dengan rapat bersama yang dilakukan secara rutin, sehingga segala keputusan yang berkaitan dengan kelangsungan dan aktivitas organisasi dibuat berdasarkan keputusan rapat. Disamping itu dalam hal berkaitan dengan jumlah peserta rapat (kourum) di Muhammadiyah tidak terlalu penting dalam menetukan keputusan. Oleh karena itu dua hal di atas perlu diperhatikan dalam organisasi Muhammadiyah yaitu aktivitas di Muhammadiyah dilaksanakan secara bersama-sama dan keputusan oragnisasi berdasarkan keputusan rapat.

            Dalam usaha mengaktifkan kegiatan di Muhammadiyah secara sederhana umpamanya dapat dilakukan dengan pengajian malam ba’da maghrib, pelatihan pengurus Pimpinan Daerah dan Cabang, juga antara Muhammadiyah, Aisyiyah dan ortomnya. Dengan demikian aktivitas kelangsungan dan pengembangan amal usaha Muhammadiyah, ini juga salah satu tujuan kita untuk ber-Muhmmadiyah. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam ber-Muhammadiyah karena kemampuan dan dana yang terbatas yaitu: Pertama, waktu dan kemampuan, dimana mengelolaamal usaha Muhammadiyah tetap menjadi prinsip keikhlasan untuk masyarakat, seperti tanah wakaf Muhammadiyah tidak berpindah menjadi milik pribadi. Kedua, dalam hal membangun masjid ada persyaratannya yaitu; a) Yang mesti dipenuhi yakni tidak dekat ataupun disamping masjid yang lain, demikian juga jika membangun mushalla. b) Secara sosial sebenarnya tidak ada toleransi dalam beribadat. Dimana harus menjadi perhatian adalah bukan mencari kebenaran atau kesalahan, tetapi dalam hal ini Muhammadiyah harus arif.

            Dalam hal tujuan Muhammadiyah dalam aktivitasnya adalah, menjadikan kehidupan masyarakat menjadi baik dalam tata kehidupan kemasyarakatan yang sesungguhnya, ibadah sesuai dengan As-Sunnah dan ketentuan Al_qur’an. Sesungguhnya dalam beribadah di Muhammadiyah bukan tidak ada beda, tetapi Muhammadiyah tidak pernah membesar-besarkan perbedaan sehingga terjadi kekacauan dan konflik dalam kehidupan masyarakat.

            Dalam kenyataannya Muhammadiyah harus membangun dan melaksanakan aktivitas amal usaha dengan mengerahkan kekuatan dan kemampuan kita sendiri, tidak memanfaatkan Muhammadiyah untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu Muhammadiyah itu dijadikan yaitu: Pertama, sebagai wadah amal usaha. Kedua, modal dasar berorganisasi adalah amanah, yang mana jika ada amanah yang satu tidak dialihkan kepada yang lainnya. Ketiga, keterbukaan, kebersamaan, sehingga tidak ada keputusan yang bersifat rahasia; dan Keempat, tidak ada fitnah diantara para anggota pimpinan di Muhammadiyah.

            Selanjutnya, dalam hal sumbangan organisasi dari masyarakat, alangkah baiknya ini dilakukan dimaulai dari diri sendiri, dan juga jika ada pimpinan yang tidak mampu memberikan sumbangan dalam bentuk materi jangan dilecehkan. Karena itu membantu dan membangun dalam Muhammadiyah penuh dengan keikhlasan, sesuai dengan kemampuan masing-masing pimpinan, mungkin tidak mampu secara keuangan, tetapi mempunyai waktu serta tenaga dan lain sebagainya untuk Muhammadiyah, sehingga dalam pimpinan Muhammadiyah perlu keterbukaan.

            Dalam hal yang berkaitan dengan interaksi dengan masyarakat sekitar, orang-orang Muhammadiyah harus mempunyai kemampuan terhadap pelaksanaan ibadah fardhu kifayah dan lain sebagainya. Ini perlu dilakukan pelatihan yang lebih intensif seterusnya ditingkatkan kemampuan ibadah serta ilmu keagamaannya. Dikarenakan tidak ada kemampuan, orang-orang Muhammadiyah tidak melaksanakan hal-hal yang bersifat bid’ah, tetapi pada saat dia meninggal dilaksanakan dengan cara-cara bid’ah umpamanya, ini dilaksanakan karena adanya tekanan sosial kemasyarakatan. Hal ini jelas-jelas karena orang Muhammadiyah tidak ada kemampuan dalam hal ibadah.

            Dengan demikian, Muhammadiyah dalam aktivitas organisasi dan keanggotaannya harus mempunyai kemapuan yang merata, semuanya dapat bertanggung jawab dalam perkara ibadah. Karena kerja-kerja ibadah dalam aktivitas Muhammadiyah, ini merupakan kerja “team” yang terstruktur dan terorganisir, serta yang mesti dipahami adalah Muhammadiyah mempunyai ketentuan dan aturan yang sama-sama difahami dan dipatuhi bukan sekedar berkumpul. Wallahu’alam… (fiqar, al & made). 


Tags: Pengajian PDM Bireuen
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: PWM Aceh



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website