IMAM SYUJA’ BERCITA-CITA MENEGAKKAN SUNNAH SECARA KAFFAH
Dibaca: 1255
Tgk. H. Imam Syuja', SE Imam Syuja' dan Wali Nanggroe Aceh Hasan Tiro, Foto: Murizal Hamzah
Banda Aceh (18/12) Tgk H. Imam Syuja’ telah berpulang kerahmatullah pada hari Jum’at 29 Shafar 1437H/11 Desember 2015M, jam 06.45 WIB pagi di Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh, dalam hidupnya sebagai seorang aktivis dan Pimpinan Muhammadiyah Aceh mempunyai keinginan besar agar Sunnah Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wassaallam (SAW) membumi, terutama di Aceh (Serambi Mekkah). Keseharian akhir hayatnya bertindak sebagai takmir Masjid Taqwa Muhammadiyah, dan juga pendakwah yang siap dipanggil kemana saja. Selalu dalam ceramah dan dakwahnya yang tegas dan keras berlandaskan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ini dilakukan tanpa henti dengan penuh istiqamah sampai akhir hayatnya.
Diskusi tentang Sunnah sering dilakukan sampai tengah malam bahkan menggunakan alat komunikasi telepon genggam yang juga dilakukan bersama Prof. DR. Alyasa’ Abubakar (ini sebuah pengakuan yang disampaikan pada malam ta’ziah pertama), Imam Syuja’ biasanya melakukan apabila telah membaca salah satu kitab ataupun buku agama yang berkenaan dengan aqidah, akhlaq, mu’amalah dan apapun tentang agama Islam. Sehingga menunjukkan bahwa Imam Syuja’ adalah seorang yang sangat mencintai ilmu agama dan pengetahuan tanpa batas ruang dan waktu.
Imam Syuja’ dengan konsisten menjalankan ibadah shalat wajib lima waktu secara berjama’ah pada berbagai masjid serta mushalla, secara tetap sebagai Imam Shalat di Masjid Taqwa Muhammadiyah Jln. KHA Dahlan No. 7 Banda Aceh. Selama tiga tahun terakhir dengan segala kemampuan serta daya upaya berusaha untuk menghidupkan ceramah Subuh pada hari Ahad di Masjid Taqwa Muhammadiyah Aceh dengan disi serta melibatkan berbagai penceramah dari luar dan dalam Muhammadiyah sendiri, dan juga siap menjadi penceramah pada saat tidak hadir penceramah lainnya yang telah ditetapkan sesuai dengan jadwal.
Kehidupan dunia dakwah dan mengurus ummat menjadi rutinitas keseharian Imam Syuja’, hal sangat dikehendaki dan cita-cita besarnya sering diungkapkan kepada siapa saja bahwa, sunnah ini harus dapat dilaksanakan secara kaffah. Cita-cita besar Imam Syuja’ untuk menegakkan sunnah seringkali ada juga kalangan yang tidak sepakat dan menganggap miris, tetapi secara prinsip terus digelorakam Imam Syuja’ dalam keadaan dan situasi apapun, sehingga akhir hayatnya beliau dikenal sebagai ulama atau tokoh yang selalu berbicara sunnah dimana saja. Meskipun beliau telah tiada dan berpulang kerahmatullah dengan khusnul khatimah, namun sebaiknya cita-cita besar beliau ingin menegakkan sunnah tetap harus disuarakan dikalangan ummat Islam dan masyarakat pada umumnya. Imam adalah tokoh penting menegakkan As-Sunnah Rasulullah Muhammad SAW di Aceh. Cita-cita mesti diteruskan sesuai dengan keinginan yang sering disampaikannya pada berbagai dakwah dan ceramah dimana saja, serta acara pengkaderan di Muhammadiyah. Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, MA (Ketua PRM Pondok Labu Jakarta/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat), sesaat menerima khabar duka cita, membalas sms “ Kami semua ikut berduka, kepergian almarhum adalah kehilangan bagi kita semua warga Muhammadiyah dan umat Islam Indonesia, kita berdo’a semoga almarhum memperoleh khusnul khatimah. Selamat jalan
Imam Syuja’ cita-cita besar menegakkan sunnah juga harus dilanjutkan sehingga Islam sebagai agama rahamtan lil’alamin menjadi “way of life” dalam kehidupan ummat manusia di bumi Allah ini. Wallahu’alam bissawa (fiq/al)
Tags: Muhammadiyah Aceh
Arsip Berita